Pembelajaran Jarak Jauh


Pertemuan I
DASAR DAN KONSEP PEMBELAJARAN JARAK JAUH

1.     Pengertian Sistem Pendidikan Jarak Jauh
a.      Sistem Pendidikan Jarak Jauh
Sistem pendidikan jarak ja­uh didasarkan pada keterpisahan antara siswa dan pengajar dalam ruang dan waktu, pemanfaatan (paket) bahan belajar yang dirancang dan di­produksi secara sistematis, adanya komunikasi tidak terus menerus (non-contiguous) antara siswa dengan siswa, tutor, dan organisasi pendidikan ; melalui beragam media, serta adanya penyeliaan dan pemantauan yang intensif dari suatu organisasi pendidikan. Implisit dalam pengertian tersebut adalah kemandirian siswa dalam mengelola proses belajarnya melalui pemanfaatan beragam layanan, baik yang disediakan oleh organisasi pendidikan maupun yang tersedia di lingkungan sekitarnya, serta adanya proses perencanaan yang dilakukan secara sistematis oleh suatu organi­sasi pendidikan.

b.     Sistem Pendidikan Terbuka
Pen­didikan terbuka membuka kesempatan belajar kepada segala lapisan dan kelompok masyarakat sehingga memungkinkan mereka lebih memiliki kebebasan pilihan dalam belajar. Dalam hal ini, termasuk juga membuka akses yang lebih luas bagi masyarakat terhadap pendidikan, dan menye­diakan kesempatan yang lebih besar bagi siswa untuk mengendalikan pengelolaan proses belajar.

2.     Media dalam Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh
Ragam media dalam PTJJ Media yang digunakan dalam PTJJ dipengaruhi oleh teknologi. Dalam teknologi yang luar biasa, media yang dapat dipilih dan digunakan  semakin luas. Jenis Media dan Pemanfaatannya dalam PTJJ, antara lain : media cetak, radio, televisi, Internet, dan Internet dan e-mail.


Pertanyaan
1.  Apa perbedaan yang mendasar antara system pendidikan jarak jauh dan system pendidikan terbuka ?
Jawaban :
1.      System pendidikan jarak jauh didasarkan pada keterpisahan antara siswa dan pengajar dalam ruang dan waktu, pemanfaatan bahan belajar, serta komunikasi tidak terus menerus . Sedangkan system pendidikan terbuka membuka kesempatan belajar kepada segala lapisan dan kelompok masyarakat sehingga memungkinkan mereka lebih memiliki kebebasan pilihan dalam belajar.

  

Pertemuan ke-2
PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH DI INDONESIA

A.     Lahirnya Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh di Indonesia
  1. Latar belakang
Ketika masyarakat Indonesia bangun kembali dari kemelut krisis politik dan ekonomi pada bagian kedua dekade tahun 60-an maka dimulailah suatu era baru untuk membangun kembali bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia menyadari pentingnya pembangunan di sektor pendidikan. Maka digelar konperensi Cipayung pada tanggal 28-30 April 1969 ketika 100 orang pakar mengidentifikasi masalah-masalah Pendidikan Nasional. Sehingga lahirlah Proyek Penilaian Nasional Pendidikan (PPNP) pada 1 Mei 1969. Proyek ini telah menghasilkan suatu gambaran menyeluruh mengenai pendidikan nasional. Salah satu strategi yang perlu dikembangkan adalah bagaimana sistem pendidikan nasional yang ada dapat menampung kebutuhan pendidikan yang semakin lama semakin meningkat. Dengan kondisi seperti ini menunjang lahirnya pindidikan Terbuka dan Jarak Jauh (PTJJ) di Indonesia.
  1. Kondisi yang menunjang lahirnya PTJJ di Indonesia
a.       Amanat UUD 1945
b.      Keterbatasan Sumber Daya dan Dana
c.       Akselerasi Pembangunan Nasional
d.      Pemerataan Pendidikan dan Kemajuan Teknologi Komunikasi
e.       Keberhasilan Kuantitas Program INPRES SD
f.        Ketertinggalan Pembangunan Pendidikan Tinggi
  1. Faktor Pendukung Pengembangan PTJJ di Indonesia
a.       Falsafah Belajar seumur hidup
b.      Educational For All
c.       Teknologi Pendidikan
d.      Program Studi Teknologi Pendidikan
e.       Inovasi Pendidikan

  1. Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh di Indonesia
a.  Peranan Pendidikan Luar Sekolah Dalam Menunjang Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar
Sejak dirancang wajib belajar sekolah dasar 6 tahun, perluasan kesempatan untuk memperoleh pendidikan pada sekolah dasar telah sedemikian terbuka. Kemudian direncanakan perluasan pendidikan dasar menjadi Sembilan tahun, yaitu 6 tahun sekolah dasar dan 3 tahun sekolah lanjutan tingkat pertama.
b.      Peningkatan Kualifikasi Guru dan Program Penyetaraan
Universitas terbuka merupakan sistem belajar terbuka dan jarak jauh merupakan pilihan bagi Para guru untuk meningkatkan profesionalnya dalam mengajar dan dapat melanjutkan studi tanpa harus meninggalkan tugasnya sebagai guru di sekolah. Disamping itu program UT dapat menjangkau mahasiswa yang berada diseluruh pelosok tanah air. Oleh karena itu berbagai penugasan yang berkaitan dengan peningkatan kualifikasi guru diberikan kepada UT.
c.       Aspek-Aspek Inovatif dalam Pendidikan Guru dengan Sistem Belajar jarak Jauh
Program pendidikan Guru yag dikelola dan dikembangkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Terbuka (UT) pada dasarnya diarahkan pada upaya peningkatan kualifikasi dan mutu guru dan tenaga kependidikan lainnya yang sudah bekerja dengan menggunakan modus belajar jarak jauh. Karena itu, hakikat pendidikan guru FKIP-UT adalah pendidikan guru dalam jabatan jarak jauh atau distance inservice teacher education.
d.      SLTP Terbuka: Alternatif Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun
Kebutuhan akan SLTP Terbuka berawal dari terjadinya ledakan lulusan Sekolah Dasar (SD) sebagai akibat dari kebijakan SD Inpres 1973/1974 (Kartasurya dkk. 1992). Pada awal Pelita III saat murid SD Inpres angkatan pertama lulus sekolah terjadi ledakan lulusan SD yang menimbulkan masalah baru terhadap penyediaan kesempatan belajar pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).
e.  Siaran Radio Pendidikan (SRP): Embrio Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh di Indonesia
Siaran Radio Pendidikan (SRP) adalah penerapan teknologi komunikasi pendidikan untuk pendidikan jarak jauh (terbuka) di Indonesia yang sudah diawali pada tahun 1952, segera setelah adanya pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda. Dengan adanya pengakuan kedaulatan itu banyak para pelajar pejuang yang berhasrat untuk meneruskan sekolah lagi.
f.        Diklat Siaran Radio Pendidikan
Globalisasi menjadikan dunia suatu kesatuan yang tidak lagi mengenal batas negara dan teritori. Akibat adanya revolusi informasi, pendidikan dan pelatihan (diklat) yang pada hakikatnya merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.  Oleh karena itu kebijakan pendidikan nasional diarahkan untuk menyiapkan sumberdaya manusia yang mampu menghadapi tantangan masa depan secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, termasuk teknologi informasi dan komunikasi.
g.       Pemanfaatan Siaran TV Pendidikan

Pertanyaan
1.      Kemukakan pendidikan terbuka dan jarak jauh yang ada di Indonesia !

Jawaban :
1.      Pendidikan luar sekolah, peningkatan kualifikasi guru dengan sistem belajar jarak Jauh, SLTP terbuka, siaran radio pendidikan, siaran TV pendidikan.

  
Pertemuan ke-3
UNIVERSITAS TERBUKA

Perkembangan Penerapan Sistem Pendidikan Tinggi Terbuka dan  Jarak Jauh di Indonesia
1.   Administrasi Data Mahasiswa
Untuk memudahkan mahasiswa berhubungan dengan UT, disamping kantor pusat yang terletak di Jakarta, dibentuk juga Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ)-UT yang tersebar di 32 kota di seluruh Indonesia. Untuk melakukan registrasi mahasiwa, mahasiswa bisa pergi ke UPBJJ-UT atau kantor pos.
2.   Bahan Ajar dan Pengelolaan Belajar
Salah satu karakteristik UT sebagai institusi pendidikan tinggi yang menerapkan system pendidikan terbuka dan jarak jauh adalah pemanfaatan media sebagai sarana pembelajaran.
3.   Bahan Ujian dan Pengelolaan Ujian
Di Institusi pendidikan tinggi yang menerapkan sistem pembelajaran tatap muka, pada umumnya evaluasi keberhasilan belajar mahasiswa dilakukan berdasarkan dua komponen : kehadiran mahasiswa dalam proses belajar dan ujian.
4.   Penelitian dan Pengabdian  kepada Masyarakat.
Kegiatan penelitian di UT di kelola oleh Lembaga Penelitian. Yang membedakan lembaga penelitian di UT dengan Lembaga Penelitian di institusi pendidikan tinggi tatap muka adalah bahwa di bawah Lembaga Penelitian, UT memiliki Pusat Penelitian Media (P2M). 
5.   Kerjasama
Sistem PTJJ yang diterapkan UT akan lebih efisien dilakukan jika UT menjalin kerjasama dalam bentuk yang tepat dengan instansi yang relevan. Bentuk kerjasama  yang sudah di kembangkan adalah kerjasama institusional. Sementara itu kerjasama pengembangan program dilakukan di UT dengan Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam mengembangkan Program D2 penyetaraan bagi guru-guru Sekolah Dasar dan D3 bagi guru SMP.
6.   Sarana dan Prasarana
Jika institusi pendidikan tinggi tatap muka diisyaratkan memiliki ruang kuliah yang sebanding dengan jumlah mahasiswanya, UT tidak. Sistem PTJJ di terapkan UT memungkinkan mahasiswa untuk belajar pada waktu dan tempat yang paling sesuai dengan individu mahasiswa.
A.     Program Akademik Universitas Terbuka
Program akademik UT meliputi kebijakan pengembangan program, kurikulum, proses pembelajaran, dan tenaga pengajar. Dalam tatanan sistem UT sebagai perguruan tinggi terbuka jarak jauh, program akademik, merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting  dalam menentukan akuntibilitas dan keberadaan UT.
1.         Lima Tahun Pertama (1984-1989)
2.         Lima Tahun Kedua (1989-1994)
3.         Lima Tahun Ketiga ( 1994-1999)
B.       Bahan Belajar Universitas Terbuka
Dalam sistem belajar di Universitas Terbuka (UT) yang pada dasarnya  adalah bahan ajar, mandiri, bahan ajar mempunyai peran yang strategis, bahkan dapat dikaitkan menentukan keberhasilan usaha belajar. Secara mandiri peserta didik berusaha memahami materi yang dibaca, dengan bantuan dosen atau tutor. 
1.      Bahan Ajar Cetak
2.   Bahan Ajar Non Cetak : Audio, Televisi, Radio, Kaset audio visual, Audio Grafis dan Audio BMP
C.      Layanan Bantuan bagi Mahasiswa Universitas Terbuka
1.      Konsep LBM dalam PTJJ
LBM (Lembaga Bantuan bagi Mahasiswa) dalam sistem PTJJ adalah semua layanan bantuan yang dapat diberikan kepada mahasiswa untuk membantu mereka agar dapat belajar secara mandiri dengan sukses (Belawati, 1998). 
2.      Kategori LBM
a.       Masalah administratif, yang mempengaruhi interaksi siswa dengan institusi PTJJ
b.      Masalah belajar, yang berkaitan dengan kegiatan belajar dan penyelesaian tugas
c.       Masalah personal, yaitu keadaan-keadaan atau masalah-masalah pribadi yang dapat mempengaruhi proses belajar.
3.      LBM di Universitas
a.       Penyediaan informasi dan konsultasi akademik
b.      Layanan administrasi
c.       Layanan akademik
4.      Penyedian Informasi dan Konsultasi Akademik
a.       Layanan bagi calon mahasiswa
b.      Layanan bagi mahasiswa
5.      Layanan Administrasi Akademik
LBM dalam hal layanan administrasi akademik diberikan dengan tujuan untuk membantu mengatasi atau menyelesaikan masalah mahasiswa yang berkaitan dengan registrasi, penyediaan bahan ajar, ujian dan akses terhadap data akademik.
6.      Layanan akademik
Tutorial di UT diberikan dalam bentuk tatap muka, secara tertulis melalui surat maupun internet serta tutorial melalui siaran radio dan televisi.

D.     Sistem Evaluasi Hasil Belajar di Universitas Terbuka
1.      Tes Formatif
2.      Tugas mandiri (Ujian Tengah Semster)
3.      Tes Sumatif (Ujian Akhir Semester, Ujian Akhir Program)
4.      Penentuan Nilai Akhir Semester
5.      Perbaikan Nilai Hasil Ujian
6.      Penentuan Kelulusan
  
E.      Jaringan Kerja Universitas Terbuka
Sebagai universitas yang menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh, kegiatan utama UT adalah : (1) pengembangan bahan ajar dan bahan pendukung, (2) pendistribusian bahan ajar dan bahan pendukung, (3) pemberian layanan bantuan belajar, dan (4) pelaksanaan evaluasi hasil belajar.

Pertanyaan
1.      Kemukakan layanan bantuan bagi mahasiswa yang terdapat di UT !
Jawaban
1.      Layanan administrasi dan layanan akademik.

  
Pertemuan ke-4
TEKNOLOGI DALAM PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH

A.       PENDIDIKAN JARAK JAUH, INFRASTRUKTUR, TEKNOLOGI, DAN LAYANAN UMUM
1.   Pendidikan Jarak Jauh
Dalam pendidikan jarak jauh, materi ajar disampaikan dalam media yang telah diproduksi sebelumnya yang dapat berupa media cetak dan media noncetak. Pendekatan penyampaian materi ajar yang demikian akan membuat pendidikan jarak jauh dapat diikuti oleh peserta ajar yang lebih besar jumlahnya. Dengan demikian peserta ajar dapat menentukan belajar dimana saja, kapan saja, seberapa cepat dan seberapa banyak materi yang akan dipelajari dalam satu periode belajar.
2.   Infrastruktur, layanan umum dan teknologi
Infrastruktur, layanan umum serta teknologi adalah infrastruktur komunikasi yang telah ada dan yang biayanya relative murah untuk dimanfaatkan bagi pengembangan proses belajar mengajar dalam pendidikan jarak jauh.
a.      Infrastruktur
Infrastruktur yang pertama adalah jaringan telepon. Infrastruktur yang kedua adalah internet.
b.     Layanan umum
·         Layanan permata
·         Warung  telekomunikasi
·         E-mail dan mailing list
·         Web page-internet
·         Ratron plus
c.      Teknologi
Sekarang ini telah tersedia teknologi yang dapat dipakai untuk mengintegrasikan fax dan telepon ke dalam internet.

3.   Pemanfaatan infrastruktur, layanan umum dan teknologi
Secara umum infrastruktur, layanan umum dan teknologi yang telah tersedia dan dipaparkan dalam bagian-bagian mempunyai kemampuan untuk mendukung komunikasi dua arah antara pengelola program pendidikan jarak jauh dengan peserta ajarnya.

B.   PEMANFAATAN TEKNOLOGI DALAM PENDIDIKAN JARAK JAUH DI INDONESIA
1.   Teknologi dan PJJ Indonesia 1950-an
Sejarah pendidikan jarak jauh (PJJ) di Indonesia dimulai pada tahun 1955 yaitu ketika Indonesia merealisasikan program belajar mengajar bagi guru sekolah dasar melalui surat menyurat atau korespondensi. Tujuan program tersebut adalah untuk meningkatkan kompetensi para guru SDN  dalam mengajar di kelas. 
2.   Teknologi dan PJJ Indonesia 1970-an
Pada tahun 1970-an yakni 1973-1976, pemerintah memperkenalkan radio sebagai media pengajara berupa dua program eksperimental. Dua program tersebut masing-masing adalah  program radio bagi para murid SD di Provinsi Yoyakarta dan para guru SD atau inservice training di provinsi Jawa Tengah.
3.   Tekologi dan PJJ Indonesia 1980-an
Penggunaan teknologi dalam PJJ, dalam hal ini computer, secara eksplisit tampak dalam periode 1980-an ini yakni ketika universitas terbuka didirikan pada tahun 1984.
4.   Pemanfaatan computer untuk kepentingan administrasi
Dari sudut pandang mahasiswa, pelayanan administrative antara lain dalam bentuk penyediaan informasi tantang UT (seperti catalog, leflet atau brosur ), penyediaan bahan ajar cetak, dan pengolahan data registrasi serta ujian.
5.   Pemanfaatan komputer untuk kepentingan akademis
Pemanfaatan komputer untuk kepentingan akademis dalam arti untuk membantu mahasiswa mempelajari topic-topik yang terdapat dalam bahan ajar UT masih terbatas. Kebijakan yang menyangkut belajar berbantuan computer atau Computer Asisted Instruktion atau CAI baru sebatas pembuatan prototipe.
6.   Teknologi dan PJJ Indonesia 1990-an
a.       Jaringan atau LAN
b.      Internet

Pertanyaan
1.      Kemukakan infrastruktur, layanan umum dan teknologi yang terdapat dalam pembelajaran jarak jauh !

Jawaban
1.      Jaringan telepon, Internet, Layanan permata, Warung  telekomunikasi , E-mail dan mailing list, Web page-internet, Ratron plus, serta fax dan telepon



Pertemuan ke-5
BAHAN AJAR DALAM PENDIDIKAN TINGGI JARAK JAUH

A.     Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan Tinggi Jarak ]auh
Pengembangan bahan ajar PTJJ pada umumnya dilakukan oleh suatu tim bahan ajar yang terdiri dari lima unsur dengan tugas yang berlainan, yaitu: (1) Ahli materi, yang menulis dan menelaah substansi materi; (2) Spesialis media, yang memproduksi media yang mendukung atau melengkapi bahan ajar cetak seperti audio, video, Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK); (3) Ahli teknologi pendidikan, yang membantu penataan struktur isi, klasifikasi tujuan, seleksi media, aktivitas siswa, dan evaluasi; (4) editor, yang menyunting teks; serta (5) manajer pengembangan mata kuliah, yang menjaga agar proses pengembangan dan produksi bahan ajar berjalan seperti yang diharapkan (Hawkridge, dalam Lockwood. 1994).
B.     Pengembangan Bahan Ajar Multimedia
1.     Pengertian: Multi Media vs Multimedia
Perbedaan makna frasa multi media dengan kata multimedia adalah: pada frasa multi media, komponen-komponen media tersebut berdiri sendiri, yaitu teks dan gambar disajikan dalam bahan tercetak atau slide, suara disajikan dalam bentuk kaset audio, animasi dan film/video disajikan dalam kaset video atau compact disk (CD).
Sedangkan pada kata multimedia, semua komponen media: teks, gambar, animasi, suara, dan film atau video disajikan dalam suatu alat, yaitu komputer multimedia (Sabatini, 2001). Hal ini mungkin dilakukan sebagai hasil dari kemajuan teknologi, baik dari sisi perkembangan teknologi penyimpanan, kecepatan menyimpan dan membaca kembali data yang disimpan, maupun menyajikannya dalam suatu program pembelajaran sebagai bahan ajar multimedia.
2.     Mengapa Digunakan Bahan Ajar Multimedia ?
Selain efektif dari sisi pelibatan banyak indera dalam proses belajar, multimedia juga fleksibel dalam arti menyesuaikan dengan kecepatan belajar seorang pebelajar. Peserta dengan kecepatan belajar lebih tinggi dapat lebih cepat menyelesaikan kegiatan belajarnya. sedangkan pebelajar dengan kecepatan belajar lambat dapat menyelesaikan aktivitas belajarnya sesuai dengan  kecepatannya  masing-masing.
3.     Kaidah Umum Pengembangan Bahan Ajar Multimedia
Dalam mengembangkan multimedia, aspek-aspek yang telah dikemukakan Bates berikut ini (1995) perlu diperhatikan.
1.               Aksesibilitas media.
2.               Biaya.
3.               Efektivitas dalam pembelajaran.
4.               Interaktivitas.
5.                Pendekatan dalam Pengembangan.
4.     Peralatan dalam Pengembangan Bahan Ajar Multimedia
1.      Perangkat keras tambahan
a.               Kamera digital.
b.              Kamera video digital.
c.                Scanner.
2.     Perangkat lunak dalam pengembangan bahan ajar multi­media
a.               Perangkat lunak pengolah gambar.
b.              Perangkat   lunak   pengolah   suara.  
c.                Perangkat pengolah animasi.
d.       Pengolah data video.
e.               Pengkonversi data digital.
f.                  Perangkat lunak pengintegrasi komponen bahan ajar multimedia.
g.               Clip arts.
5.     Pengembangan Bahan Ajar Multimedia
Berikut ini adalah cara umum pengembangan bahan ajar multimedia. Hal pertama yang perlu dicatat adalah karena bahan ajar terdiri dari berbagai media, maka pengembangan bahan ajar multimedia sebaiknya dikembangkan oleh sebuah tim. Tim pengembangan bahan ajar multimedia sebaiknya terdiri atas ahli materi, ahli gratis, sub-tim produksi audio dan audio bila diperlukan. Karena bahan ajar multimedia akan disajikan melalui sebuah komputer, maka diperlukan pemrogram komputer.
6.     Evaluasi Bahan Ajar Multimedia
Bahan ajar multimedia perlu dievaluasi baik sebelum atau setelah disampaikan kepada peserta. 

C.             Pengembangan Dan Pemanfaatan Bahan Ajar Suplemen Dalam Pendidikan Tinggi  Jarak Jauh
Salah satu karakteristik penting dari penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah terpisahnya secara fisik antara individu yang belajar dengan sumber belajar. Dalam PJJ proses belajar terjadi dengan bantuan minimal dari guru atau dosen. Dalam sistem ini, peran bahan ajar menjadi sangat vital karena bahan ajar tersebut memuat materi ajar yang harus dipelajari oleh siswa untuk mencapai suatu kompetensi yang diinginkan. Bahan ajar dalam hal ini berperan sebagai sarana penyampai atau materi ajar dari sumber belajar kepada siswa.
Bahan Ajar Utama dan Bahan Ajar Suplemen
Jenis bahan ajar yang digunakan dalam penyelenggaraan SPJJ pada umumnya dapat digolongkan menjadi bahan ajar utama dan bahan ajar suplemen. Bahan ajar utama adalah bahan ajar yang dijadikan sebagai acuan utama untuk mempelajari isi atau materi pelajaran. Bahan ajar lain yang digunakan di luar bahan ajar utama dan berfungsi melalui bahan ajar utama disebut sebagai bahan ajar suplemen.
1.     Jenis Bahan Ajar
Jenis bahan ajar yang dapat digunakan sebagai suplemen untuk mempelajari bahan ajar utama yang digunakan dalam PJJ sebagai berikut: cetak, audio/radio, video/televisi, kit dan laboratorium, serta pembelajaran berbantuan komputer.
2.     Fungsi Bahan Ajar Suplemen
Memperluas wawasan pengetahuan siswa, memberi contoh aplikasi konkrit, sebagai sarana latihan dan praktek, membantu siswa mempelajari konsep-konsep yang sulit
3.     Personel dalam Pengembangan Bahan Ajar Suplemen
Agar bahan ajar suplemen dapat dimanfaatkan secara optimal dalam penyelenggaraan PJJ, pengembangan dan produksinya perlu melibatkan sejumlah personel, yaitu: penulis bahan ajar, perancang instruksional, dan ahli materi.
Pertanyaan
1.              Jelaskan unsur-unsur yang harus ada dalam suatu tim pengembang bahan ajar dalam pendidikan tinggi jarak jauh ?

Jawaban
1.              Tim pengembang bahan ajar :
a.               Ahli materi, yang menulis dan menelaah substansi materi;
b.      Spesialis media, yang memproduksi media yang mendukung atau melengkapi bahan ajar cetak seperti audio, video, Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK);
c.       Ahli teknologi pendidikan, yang membantu penataan struktur isi, klasifikasi tujuan, seleksi media, aktivitas siswa, dan evaluasi;
d.      Editor, yang menyunting teks;
e.               Manajer pengembangan mata kuliah, yang menjaga agar proses pengembangan dan produksi bahan ajar berjalan seperti yang diharapkan
  


Pertemuan ke-6
PROSES PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN TINGGI JARAK JAUH

A.     Hakikat Pembelajaran di PTJJ
1.     Pengertian
Pembelajaran di PTJJ dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang berlangsung secara jarak jauh karena terpisahnya pendidik dan peserta didik, mempersyaratkan kemandirian peserta didik, serta didukung oleh layanan belajar yang memadai. Tiga aspek utama dalam definisi tersebut adalah keterpisahan pendidik dan peserta didik, kemandirian, dan layanan belajar.
2.     Fungsi dan Manfaat PTJJ
Fungsi utama PTJJ adalah memberikan kesempatan mengikuti pendidikan formal bagi warga negara yang tidak mungkin mengikuti pendidikan tatap muka. Dengan perkataan lain, PTJJ berperan dalam memeratakan kesempatan belajar bagi seluruh warga negara, dimanapun mereka berada. Mereka yang tidak tersentuh oleh pendidikan tatap muka karena berbagai alasan, mendapat kesempatan untuk mengikuti pendidikan sesuai dengan' minat dan kemampuannya.
B.     Modus Pembelajaran PTJJ
Pembelajaran jarak jauh, yang direalisasikan dalam bentuk layanan belajar, dapat diselenggarakan dalam berbagai modus. Layanan belajar ini pada dasarnya disebut sebagai tutorial, yang menurut Holmberg (1995) dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu, (1) tutorial jarak jauh, (2) tutorial pelengkap yang merupakan konsultasi personal secara terjadwal di pos belajar, dan (3) tutorial residensial/tatap muka yang terpusat untuk mata kuliah tertentu. Namun, dari modus penyelenggaraan, layanan belajar atau tutorial ini dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu jarak jauh dan tatap muka. Sesuai dengan ciri pendidikan jarak jauh, yaitu keterpisahan pendidik dan peserta didik serta komunikasi melalui multimedia, maka layanan belajar yang lebih mendominasi adalah layanan jarak jauh.

1.     Layanan Belajar Jarak Jauh
Layanan belajar jarak jauh memang merupakan ciri khas PTJJ. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika dalam pembahasan tentang generasi kelima pendidikan jarak jauh (PJJ), Taylor (2003) hanya mengungkapkan perkembangan komponen teknologi layanan jarak jauh dari generasi ke generasi, tanpa menyentuh kemungkinan adanya pertemuan tatap muka. Memang yang menjadi pokok pembahasan adalah perkembangan teknologi dalam perkembangan pelayanan PJJ.
Jenis-jenis layanan belajar jarak jauh sebagai berikut:
a.       Layanan belajar secara tertulis yang disampaikan melalui koresponden.
b.      Layanan belajar melalui multimedia.
c.       Layanan belajar secara tersiar, baik melalui radio maupun televisi (TV)..
d.      Layanan belajar melalui telepon.
e.       Layanan belajar Online.
2.     Layanan BeIajar Tatap Muka
Dalam memberikan layanan tatap muka, Simpson (2000) menekankan agar para pengelola PTJJ selalu mengingat adanya perbedaan antara layanan tatap muka mahasiswa PTTM dengan mahasiswa PTJJ.
Perbedaan tersebut antara lain sebagai berikut:
a.       Dalam PTJJ, bahan ajar dapat diberikan terpisah dari layanan tatap muka.
b.      Mahasiswa PTJJ terpisah dari teman-temannya dan dari institusi PTJJ sendiri.
c.   Kualifikasi pendidikan dan kemampuan belajar mahasiswa PTJJ mungkin sangat rendah ketika mereka pertama kali mulai bergabung.
d. Pertemuan tatap muka merupakan sesuatu yang tidak sering terjadi pada mahasiswa PTJJ.
e.   Mahasiswa PTJJ adalah mahasiswa yang “terisolasi”, dalam arti jarang bertemu dengan teman dari program studi yang sama.
f.      Mahasiswa yang mengikuti tutorial tatap muka mengharapkan jauh lebih banyak daripada yang diharapkan oleh mahasiswa PTTM kerena pertemuan tatap muka ini dapat merupakan sesuatu yang istimewa bagi mahasiswa PTJJ.

C.      Berbagai Masalah dalam Proses Pembelajaran Jarak Jauh
Ditinjau dari segi pembentukan kemampuan, pendidikan jarak jauh lebih sering dikaitkan dengan kawasan kognitif. Artinya, kemampuan yang dapat dicapai melalui pendidikan jarak jauh adalah penguasaan pengetahuan. Hal ini terutama dikaitkan dengan alat ukur penguasaan pengetahuan tersebut yang sebagian besar terdiri dari tes objektif.
Sehubungan dengan masalah tersebut di atas, sering muncul pertanyaan yang membuat penyelenggara PTJJ berpikir keras untuk menjawabnya.
1. Mampukah PTJJ menyediakan layanan belajar yang kualitasnya sama dengan pembelajaran tatap muka?
2.  Bagaimana mungkin PTJJ memberikan kesempatan praktek bagi mahasiswa yang tersebar lulus di seluruh pelosok tanah air?
3.   Karena alat ukurnya berupa tes objektif, tentu yang dapat diukur hanya penguasaan pengetahuan saja: itu pun yang berada dalam kemampuan berpikir tingkat rendah. Bagaimana PTJJ dapat meyakinkan kualitas lulusannya?
4.  Jika praktek dilakukan di berbagai tempat. bagaimana PTJJ dapat menjamin bahwa kualitas praktek tersebut dapat dikendalikan?
5.  Bagaimana PTJJ dapat memberikan layanan belajar bagi mahasiswa yang berada di daerah terpencil dengan jumlah yang sedikit dan tidak mempunyai listrik dan akses komunikasi lain?

Pertanyaan
1.      Kemukakan masalah yang ada dalam proses pembelajaran jarak jauh!

Jawaban
1.      Masalah dalam proses pembelajaran jarak jauh :

a. Mampukah PTJJ menyediakan layanan belajar yang kualitasnya sama dengan pembelajaran tatp muka?
b.  Bagaimana mungkin PTJJ memberikan kesempatan praktek bagi mahasiswa yang tersebar lulus di seluruh pelosok tanah air?
c.   Karena alat ukurnya berupa tes objektif, tentu yang dapat diukur hanya penguasaan pengetahuan saja: itu pun yang berada dalam kemampuan berpikir tingkat rendah. Bagaimana PTJJ dapat meyakinkan kualitas lulusannya?
d.  Jika praktek dilakukan di berbagai tempat. bagaimana PTJJ dapat menjamin bahwa kualitas praktek tersebut dapat dikendalikan?
e.  Bagaimana PTJJ dapat memberikan layanan belajar bagi mahasiswa yang berada di daerah terpencil dengan jumlah yang sedikit dan tidak mempunyai listrik dan akses komunikasi lain?
  

Pertemuan ke-7
LINGKUNGAN BELAJAR PENDIDIKAN TINGGI JARAK JAUH

A.       Membangun Jaringan Belajar
1.   Mengapa dan bagaimana jaringan belajar?
Salah satu alternative belajar yang kini mulai banyak dikembangkan adalah belajar dengan menggunakan jaringan belajar. Makna asli jaringan adalah suatu system yang komponen-komponennya saling terhubung atau suatu system interkoneksi komponen atau sirkuit. Paradigma belajar dalam jaringan belajar dipandang sebagai teori mengetahui dan belajar yang bersifat holistic karena tidak melihat individu pebelajar secara terpisah, tetapi melihat fenomena belajar dalam diri manusia secara keseluruhan sebagaimana hal itu tampak sebagai perwujudan dari kesadaran pribadi.
2.   Penerapan prinsip-prinsip pendidikan pada jaringan belajar
a.    Rancangan perlu menarik perhatian pengguna melalui penerapan rancangan yang mudah dipahami, alat navigasi yang konsisten, dan pribadi, yaitu dapat membuat pengguna merasa rancangan tersebut dibuat khusus untuknya.
b.      Rancangan mengimformasikan pada pembelajar mengenai tujuan pembelajaran.
c.   Rancangan menyajikan daftar prasyarat yang perlu dikuasai sebelum mengikuti suatu sesi.
d.     Rancangan dapat memelihara minat dan keterlibatan pembelajaran melalui beragam jenis sajian (teks, grafik, video, dan suara).
e.  Rancanagan menyediakan umpan balik melalui menu bantuan, dan kemampuan untuk mengajukan pertanyaan.
f.    Rancangan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan individual pembelajar dengan menyajikan banyak cara untuk menyajikan suatu konsep.
g.  Rancangan mampu memperkuat kinerja pembelajar melalui ajuan masalah dan tugas-tugas.
h.  Rancangan menyediakan umpan balik mengenai kinerja kepada pembelajar dan instruktur.
i.         Rancangan menyediakan penilaian kinerja melalui pengujian.
j.         Rancangan memiliki fasilitas pemantau dan pencatat kemajuan instruktur.

3.     UT Online Sebagai Upaya UT Untuk Membangun Suatu Jaringan Belajar Berskala Nasional
Secara umum layanan yang tersedia melalui UT online dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu : informasi umu, akademik, dan akses pada empat jurnal elektronik, database penelitian dank e-Indonesia-an (Infosia), catalog perpustakaan online, dan program AA/Pekerti online.

B.       Dukungan Perpustakaan Dalam Pendidikan Tingggi Jarak Jauh
1.     Masalah Layanan
Salah satu ciri penting SBJJ adalah fleksibilitas dalam belajar. Dengan adanya fleksibilitas, mahasiswa menjadi pusat dalam pemberian layanan. Artinya semua jenis layanan dalam pembelajaran ditujukan untuk kepuasan mahasiswa.
2.     Pengembangan Perpustakaan Digital Untuk Sistim Pendidikan Jarak Jauh
Perpustakaan digital sering disinonimkan dengan perpustakaan elektronik, atau perpustakaan hibrida atau perpustakaan maya.
Prinsip dalam perpustakaan pendidikan jarak jauh adalah koleksi yang dapat di akses secara jarak jauh. Karena itu, koleksi perlu dikembangkan secara digital. Perpustakaandalam SPJJ memerlukan sarana navigasi dan pengembangan web yang memungkinkan koleksi perpustakaan dapat diakses secara jarak jauh.
3.     Perpustakaan Digital Universitas Terbuka
Tahun 2001 upaya pengembangan perpustakaan digital dimulai dengan melakukan alih media ke digital bagi sebagian koleksi perpustakaan, terutama yang berkaitan dengan materi pendidikan jarak jauh, baik disertasi, tesis, maupun laporan-laporan penelitian.

C.        Pembinaan Kelompok Belajar
1.     Pengertian dan Sifat Kelompok Belajar
Kelompok belajar diartikan sebagai kumpulan mahasiswa yang berjumlah antara 5 samapi 20 orang yang belajar bersama untuk memecahkan kesulitan-kesulitan dalam mehami materi pelajaran agar dapat mecapai hasil yang optimal dalam studi atau ujian (paket A 1986).
Kelompok belajar mahasiswa UT memiliki sifat sebagai berikut : Tidak mengikat, Tidak bersifat permanen, Bukan suatu organisasi resmi.
2.     Tipe-tipe Kelompok Belajar
Ada empat tipe kelompok belajar :
1)     Tipe A, yaitu kelompok belajar mahasiswa UT murni.
2)  Tipe B, yaitu kelompok belajar mahasiswa UT yang memungut iuran tetap dari peserta.
3)     Tipe C, yaitu kelompok belajar mahasiswa UT yang umumnya diinisiasikan oleh para tutor.
4)     Tipe D, yaitu bimbingan belajar swasta yang diselenggarakan secara komersial.
3.     Pembentukan Kelompok Belajar
Kelompok belajar dibentuk oleh mahasiswa UT tanpa campur tangan UT. UT hanya memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk membentuk suatu kelompok belajar atau bergabung dengan kelompok belajar yang sudah ada.
Proses pembentukan kelompok belajar biasanya terjadi setelah mahasiswa saling mengenal, baik secara langsung pada saat bertemu di UPBJJ, maupun pada saat OSMB, atau melalui telepon.
  1. Pemanfaatan Kelompok Belajar
Dengan adanya kelompok belajar, minat dan semangat mahasiswa bertambah. Disamping itu, informasi tentang UT menjadi lancar, peserta dapat saling mengenal satu sama lain dan mahsiswa dapat mengukur kemampuannya masing-masing. Selain sebagai wadah atau sarana pertemuan mahasiswa, kelompok belajar juga merupakan, sarana komunikasi antara UPBJJ dengan mahasiswa, serta UT Pusat dengan mahasiswa.
  1. Pembinaan Kelompok Belajar
Pembinaan kelompok belajar dimaksudkan agar keberadaan kelompok belajar ini dapat dipertahankan sehingga para mahasiswa yang bergabung di dalamnya dapat memanfaatkan wadah ini untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Untuk itu, kelompok belajar hendaknya mendapat bantuan dari institusi penyelenggara PTJJ.

D.       Peran Forum Kerjasama Perpustakaan Perguruan Tinggi dalam Mendukung Program Pendidikan Tinggi Jarak Jauh.

  1. Forum Kerjasama Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri (FKP2TN)
FKP2TN berdiri pada tahun 1988 yang pada awalnya beranggotakan 4 perpustakaan perguruan tinggi negeri, yaitu perpustakaan universitas jember, perpustakaan universitas brawijaya, perpustakaan universitas 11 maret dan perpustakaan universitas Djendral sudirman purwokerto.
  1. Tujuan dibentuknya FKP2TN
1)     Meningkatkan pemenuhan kebutuhan informasi pengguna perpustakaan anggota.
2)     Meningkatkan pemanfaatan koleksi perpustakaan anggota
3)     Meningkatkan kualitas sumber daya manusia perpustakaan anggota
4)     Meningkatkan pemasukan pendapatan perpustakaan anggota
5)     Sebagai kelompok mitra pendamping pemerintah.
  1. Fasilitas dan Layanan Perpustakaan Anggota FKP2TN
Selain memiliki koleksi dasar seperti koleksi buku teks, koleksi buku rujukan, jurnal/majalah ilmiah dan karya ilmiah dosen/mahasiswa yang kesemuanya dalam bentuk cetak, banyak perpustakaan anggota juga memiliki koleksi unggulan seperti berikut :
·         Jurnal teks lengkap online
·         Jurnal elektronik
·         Koleksi audio
·         Multimedia dan hiburan
  1. Peran FKP2TN dalam Mendukung Program Pendidikan Jarak Jauh
Forum kerjasama perpustakaan perguruan tinggi seperti FKP2TN akan mempunyai peranan yang besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan di masing-masing perguruan tinggi yang tergabung dalam forum ini apabila pihak-pihak yang berkepentingan seperti dosen, pengelola/pimpinan perguruan tinggi yang bersangkutan, penulis modul, penulis naskah ujian, pustakawan dan peserta didik juga ikut berperan secara aktif dalam upaya mendayagunakan fasilitas dan layanan perpustakaan yang ada.

Pertanyaan
1.         Jelaskan bagaimana terbentuknya kelompok belajar dalam UT?
Jawaban
1.      Kelompok belajar dibentuk oleh mahasiswa UT tanpa campur tangan UT. UT hanya memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk membentuk suatu kelompok belajar atau bergabung dengan kelompok belajar yang sudah ada. Proses pembentukan kelompok belajar biasanya terjadi setelah mahasiswa saling mengenal, baik secara langsung pada saat bertemu di UPBJJ, maupun pada saat OSMB, atau melalui telepon.



Pertemuan ke-8
EVALUASI HASIL BELAJAR DI UNIVERSITAS TERBUKA

A.   Peran Evaluasi Hasil Belajar di Dalam Sistem PTJJ
Pada sistem PTJJ, khususnya di UT hasil ujian dapat dikatakan merupakan satu-satunya tolok ukur dalam menilai keberhasilan belajar mahasiswanya, mengingat mahasiswa umumnya belajar secara mandiri dan belajar sendiri. Oleh karena itu, evaluasi hasil belajar dalam sistem PTJJ merupakan komponen yang paling penting dalam menilai keberhasilan belajar mahasiswa. Tanpa ujian, keberhasilan belajar mahasiswa akan sulit diketahui.

B.   Jenis-jenis Evaluasi Hasil Belajar
1.      Evaluasi Formatif
2.       Evaluasi Sumatif
C.    Pelaksanaan Ujian
Saat ini dikenal dua macam tes yang umum dilaksanakan, yaitu ujian tulis dan ujian berbantuan komputer atau online testing. Meskipun UT melaksanakan ujian lisan untuk mata kuliah Speaking dan Berbicara.

D.    Penilaian dan Pelaporan
Penilaian juga berfungsi untuk memacu, mengarahkan, dan memberikan penghargaan atas usaha mahasiswa dalam belajar. Setiap mahasiswa berhak mendapatkan umpan batik dari dosennya untuk setiap tugas yang dikerjakannya. Dengan demikian, dapat diketahui kesalahannya dalam menjawab atau mengerjakan tugas, dan sebaliknya dapat mengetahui apakah jawaban atau tugas yang dikerjakannya sudah benar. Mengetahui kesalahan dalam belajar dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar lebih keras. Begitu pula informasi keberhasilan mahasiswa dalam belajar dapat menimbulkan rasa bangga, yang pada akhirnya akan lebih memacu semangat belajarnya.

 1.     Pendekatan Penilaian di UT
Pada dasarnya UT menggunakan pendekatan PAP untuk menilai hasil belajar mahasiswa. Hal ini disebabkan UT menerapkan sistem pendidikan jarak jauh, yang menuntut mahasiswa untuk belajar tuntas dengan menggunakan modul.
2.     Proses Penilaian di UT
Ujian di UT diberikan dalam bentuk ujian objektif (yang berbentuk pilihan ganda) dan ujian uraian. Untuk ujian objektif, penilaian sepenuhnya dilakukan secara terkomputerisasi.
3.     Pelaporan Nilai
Laporan nilai per semester di UT diberikan dalam bentuk Daftar Nilai Ujian (DNU). Sedangkan laporan nilai keseluruhan selama mahasiswa belum lulus disebut Laporan Kemajuan Akademik mahasiswa (LKAM). DNU dicetak dengan menggunakan komputer yang dapat dilakukan di kantor UT pusat maupun di setiap UPBJJ.

Pertanyaan
1.      Jelaskan peran evaluasi hasil belajar di UT!

Jawaban
1.      Evaluasi hasil belajar merupakan satu-satunya tolok ukur dalam menilai keberhasilan belajar mahasiswanya, mengingat mahasiswa umumnya belajar secara mandiri dan belajar sendiri. Oleh karena itu, evaluasi hasil belajar dalam sistem PTJJ merupakan komponen yang paling penting dalam menilai keberhasilan belajar mahasiswa. Tanpa ujian, keberhasilan belajar mahasiswa akan sulit diketahui.



Pertemuan ke-9
E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN JARAK JAUH

1.     Persepsi Dasar Dan Pengertian E-Learning
1.     Persepsi Dasar E-learning
Secara umum terdapat dua persepsi dasar tentang e-learning yaitu:
a.    Electronic based e-learning adalah pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, terutama perangkat yang berupa elektronik. Artinya, tidak hanya internet, melainkan semua perangkat elektronik seperti film, video, kaset, OHP, Slide, LCD Projector, tape dan lain-lain sejauh menggunakan perangkat elektronik.
b.      Internet based, adalah pembelajaran yang menggunakan fasilitas internet yang bersifat online sebagai instrumen utamanya. Artinya, memiliki persepsi bahwa e-learning haruslah menggunakan internet yang bersifat online yaitu fasilitas komputer yang terhubung dengan internet.
2.     Pengertian e-learning
Istilah e-learning dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk dunia maya.  Dalam teknologi e-learning, semua proses pembelajaran yang biasa didapatkan di dalam sebuah kelas dilakukan secara live namun virtual. Artinya pada saat yang sama seorang pengajar mengajar di depan sebuah komputer yang ada di suatu tempat, sedangkan pembelajar mengikuti pembelajaran tersebut dari komputer lain di tempat yang berbeda.
2.     Karakteristik dan Manfaat E-Learning
1.     Karakteristik e-learning
Karakteristik e-learning antara lain:
a.       Memanfaatkan jasa teknologi elektronik.
b.      Memanfaatkan media komputer, seperti jaringan komputer.
c.       Menggunakan materi pembelajaran untuk dipelajari secara mandiri.
d.      Materi pembelajaran dapat disimpan di komputer.
e.       Memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran.
2.     Manfaat e-learning
Manfaat e-learning dengan penggunaan internet, khususnya dalam pembelajaran jarak jauh, antara lain:
a.       Pengajar dan pembelajar dapat berkomunikasi secara mudah dan cepat.
b.  Pengajar dan pembelajar dapat menggunakan materi pembelajaran yang ruang lingkup dan urutan sudah sistematis terjadwal melalui internet.
c.   Dengan E-learning dapat menjelaskan materi pembelajaran yang sulit dan rumit menjadi mudah dan sederhana.
d.    Mempermudah dan mempercepat mengakses atau memperoleh banyak informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang dipelajarinya dari berbagai sumber informasi dengan melakukan akses di internet
e.    Internet dapat dijadikan media untuk melakukan diskusi antara pengajar dengan pembelajar.
f.        Peran pembelajar menjadi lebih aktif mempelajari materi pembelajaran.
g.       Relatif lebih efisien dari segi tempat, waktu, dan biaya.
h. Bagi pembelajar yang sudah bekerja dan sibuk dengan kegiatannya dapat mengakses internet kapan pun sesuai dengan waktu luangnya.
i.      Dari segi biaya, penyediaan layanan internet lebih kecil biayanya dibanding harus membangun ruangan atau kelas.
j.   Memberikan pengalaman yang menarik dan bermakna bagi pembelajar karena dapat berinteraksi langsung.
k.   Kerja sama dalam komunitas online yang memudahkan dalam transfer informasi dan melakukan suatu komunikasi.
l.         Administrasi dan pengurusan yang terpusat.
m.    Membuat pusat perhatian dalam pembelajaran.


3.     Faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Memanfaatkan E-learning
Faktor yang perlu dipertimbangan dalam memanfaatkan e-learning untuk pembelajaran jarak jauh adalah memilih internet untuk kegiatan pembelajaran. Memilih internet ini ada beberapa tahap yang harus dilakukan yaitu analisis kebutuhan (need analysis), rancangan pembelajaran, pengembangan, pelaksanaan, dan evaluasi (Hartanto dan Purbo, 2002; serta Soekawati, 1999).

3.     Kelebihan E-Learning
1.      Meningkatkan interaksi pembelajaran (enchance interactivity)
2.      Mempermudah interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility)
3.      Memiliki jangkauan yang lebih luas (potential to reach a global audience).
4.  Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).

4.     Kekurangan atau Kelemahan E-Learning
1) Interaksi antara pengajar dengan pembelajar atau pembelajar dengan pembelajar lainnya menjadi tidak ada atau kurang sekali.
2) Cenderung lebih memperhatikan aspek teknis atau aspek bisnis/komersial, dan mengabaikan aspek pendidikan untuk mengubah kemampuan akademik, perilaku, sikap, sosial, atau keterampilan dari pembelajar.
3) Proses pembelajaran dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan dari pada pendidikan yang lebih menekankan pada aspek pengetahuan atau psikomotor dan kurang memperhatikan aspek afektif.
4)  Pengajar dituntut mengetahui dan menguasai strategi, metode, atau teknik pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang mungkin selama pembelajar konvensional kurang dikuasainya.
5)  Jika pembelajar tidak mampu belajar mandiri dan motivasi belajarnya rendah, maka proses belajarnya akan mengalami kegagalan atau tidak tercapai tujuan pembelajaran atau pendidikan.
6) Kelemahan dari aspek teknis, yaitu tidak semua pembelajar dapat memanfaatkan fasilitas internet karena tidak tersedia atau langkanya komputer dengan internetnya.
7)  Masalah keterbatasan ketersediaan software (perangkat lunak) yang biayanya masih relatif mahal.
8) Kurangnya pengetahuan dan kemampuan atau keterampilan (skill dan knowledge) mengoperasionalkan komputer dan memanfaat internet secara optimal.
5.     Kendala dan Efektifitas Penerapan E-Learning dalam Pembelajaran
a.         Kecepatan akses internet yang sangat jauh untuk dibilang cepat karena keterbatasan bandwith.
b.         Biaya akses internet relatif masih mahal.
Penerapan e-learning semakin berkembang seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat. Perkembangan ini memberikan kesempatan berkembangnya kreativitas dan inovasi dalam pengembangan perangkat lunak yang cepat.
6.     Penerapan atau Aplikasi E-Learning dalam Pembelajaran Jarak Jauh Online
Penerapan e-learning diantaranya untuk pembelajaran online, terutama di perguruan tinggi. E-learning memberikan kemudahan untuk para pembelajar dalam memperoleh sumber referensi informasi yang bermutu langsung dari sumbernya seperti pengajar, para ahli/pakar, atau nara sumber lainnya.
Selain itu, e-learning memberikan kesempatan juga kepada para pembelajar untuk lebih peka dan kritis karena isi materi pembelajaran yang disajikan oleh pengajar bisa dikomentari atau dikritisi langsung.
E-learning mampu mengembangkan cara belajar mandiri sehingga dapat membentuk sikap kemandirian dan daya kritis dari pembelajar.
Penerapan aplikasi e-learning antara lain:
1.       Penerapan atau Aplikasi E-Learning Berbasis Open Source MOODLE
2.       Penerapan atau Aplikasi E-Learning dalam Audio dan Video Conreferencing, serta Videobroadcasting
7.     Mengembangkan E-Learning
Kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mengembangkan e-learning, antara lain:
1.      University Administration (Administrasi Universitas).
2.      Faculty Administration (Administrasi Fakultas).
3.      Study Program Administration (Administrasi Jurusan).
4.      Teacher/Lecturer (Pengajar).
5.      Student (Pembelajar).

Pertanyaan
1.      Kemukakan kendala penerapan e-learning dalam pembelajaran!

Jawaban
1.      Kendala penerapan e-learning dalam pembelajaran
a.          Kecepatan akses internet yang sangat jauh untuk dibilang cepat karena keterbatasan bandwith.
b.         Biaya akses internet relatif masih mahal.

  

Pertemuan ke-10
BLENDED LEARNING
A.   Pengertian Blended Learning
Blended learning adalah pembelajaran yang memadukan pembelajaran berbasis teknologi dan informasi dengan pembelajaran berbasis kelas/tatap muka. Aspek yang digabungkan mencakup berbagai bentuk, seperti metode, media, sumber, lingkungan ataupun strategi pembelajaran.

B.   Karakteristik Blended Learning
1.    Kombinasi antara model pembelajaran.
2.    Kombinasi antara metode pembelajaran.
3.    Kombinasi antara online learning dengan pembelajaran tatap muka.

C.   Komponen-komponen Blended Learning
1.   Online Learning
Online learning adalah lingkungan pembelajaran yang menggunakan teknologi internet, intranet, dan berbasis web dalam mengakses materi pembelajaran serta memungkinkan terjadinya interkasi pembelajaran antar sesama peserta didik atau dengan mengajar dimana saja dan kapan saja.
2.   Pembelajaran tatap muka
Pembelajaran tatap muka merupakan model pembelajaran yang sampai saat ini masih terus dilakukan dan sangat sering digunakan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran tatap muka merupakan salah satu bentuk model pembelajaran konvensional yang mempertemukan guru dengan murid dalam satu ruangan untuk belajar.
3.   Belajar mandiri
Belajar mandiri sebagai metode dapat didefinisikan sebagai suatu pembelajaran yang memposisikan pebelajar sebagai penanggung jawab, pemegang kendali, pengambil keputusan atau pengambil inisiatif dalam memenuhi dan mencapai keberhasilan belajarnya sendiri dengan atau tanpa bantuan orang lain.
D.  Kapan diperlukannya Blended Learning
Blended Learning dibutuhkan pada saat situasi yang ada menuntut diadakannya kombinasi atau mencampurkan berbagai metode, media, dan teknik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Misalnya ketika pembelajaran jarak jauh tidak begitu dibutuhkan maka dibutuhkan pembelajaran tatap muka. Proses pembelajaran blended learning ini dibutuhkan pada pebelajar yang membutuhkan penambahan dan pengkombinasian dalam pembelajaran.

E.   Tujuan Blended Learning
Tujuan blended learning adalah sebagai berikut:
1.  Membantu pebelajar untuk berkembang lebih baik di dalam proses belajar, sesuai dengan gaya belajar mereka dan preferensi dalam belajar.
2.    Menyediakan peluang yang praktis realistis bagi guru dan pebelajar untuk pembelajaran secara mandiri, bermakna, dan terus berkembang.
3. Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi pebelajar, dengan menggabung-kan aspek terbaik dari tatap muka dan online learning.
4.    Mengatasi masalah pembelajaran yang membutuhkan penyelesaian melalui penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi.

F.   Kategori Blended Learning
Blended learning memiliki dua kategori utama, yaitu :
1.    Peningkatan bentuk aktifitas tatap-muka (perkuliahan).
2.    Hybrid learning.

G.   Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning
1.   Kelebihan Blended Learning
a.    Dapat digunakan untuk menyampaikan pembelajaran kapan saja dan di mana saja.
b. Pembelajaran terjadi secara mandiri dan konvensional, yang keduanya memiliki kelebihan yang dapat saling melengkapi.
c.     Pembelajaran lebih efektif dan efisien.
d.   Meningkatkan aksesibiltas. Dengan adanya blended learning maka pebelajar semakin mudah dalam mengakses materi pembelajaran.
e.    Pembelajaran menjadi lebih luwes dan tidak kaku.
f.      Proses pembelajaran tidak hanya tatap muka, namun menambah waktu pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi dunia maya.
g.   Mempermudah dan mempercepat proses komunikasi non-stop antara pengajar dan siswa.     
2.   Kekurangan Blended Learning
a.    Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan prasarana tidak mendukung.
b.    Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pebelajar, seperti komputer dan akses internet.
c.     Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan teknologi.
d.    Membutuhkan strategi pembelajaran yang tepat untuk dapat memaksimalkan potensi dari blended learning.
e.    Blended learning masih sulit digunakan dalam mata pelajaran eksakta.

H.  Proses Perancangan dan Pengembangan Blended Learning Secara Efektif
1.    Live Event
Pembelajaran langsung atau tatap muka (instructor-led instruction) secara sinkron dalam waktu dan tempat yang sama (classroom) ataupun waktu sama tapi tempat berbeda (seperti virtual classroom).
2.    Self-Paced Learning
Mengkombinasikan pembelajaran konvensional dengan pembelajaran mandiri (self-paced learning) yang memungkinkan pebelajar untuk belajar kapan dan dimana saja dengan menggunakan berbagai konten (bahan belajar) yang dirancang khusus untuk belajar mandiri, baik yang bersifat text-based maupun multimedia-based (video, animasi, simulasi, gambar, audio, atau kombinasi dari kesemuanya).
3.    Collaboration
Mengkombinasikan kolaborasi, baik kolaborasi pengajar, maupun kolaborasi antar pebelajar yang kedua-duanya bisa lintas sekolah/kampus.
4.    Assessment
Mengukur keberhasilan belajar (teknik assessment).
5.    Performance Support Materials
Jika kita ingin mengkombinasikan antara pembelajaran tatap muka dalam kelas dan tatap muka virtual, maka harus dipastikan ketersediaan dan kesiapan sumber daya untuk mendukung hal tersebut.

I.     Hubungan antara Blended learning dan e-Learning
Blended learning merupakan suatu sistem yang berasal dari pertimbangan-pertimbangan dalam menyempurnakan sistem belajar e-learning.

Pertanyaan
1.      Kapan diperlukannya Blended Learning?
Jawaban
1.      Blended Learning dibutuhkan pada saat situasi yang ada menuntut diadakannya kombinasi atau mencampurkan berbagai metode, media, dan teknik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Misalnya ketika pembelajaran jarak jauh tidak begitu dibutuhkan maka dibutuhkan pembelajaran tatap muka. Proses pembelajaran blended learning ini dibutuhkan pada pebelajar yang membutuhkan penambahan dan pengkombinasian dalam pembelajaran.

DAFTAR RUJUKAN

Asandhimitra. 2004. Pendidikan Tinggi Jarak Jauh. Jakarta : Pusat Penerbit Universitas Terbuka.

Tian Belawati.1999. Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. Jakarta: Universitas Terbuka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar